Kamis, 31 Oktober 2013

Resume Belajar Disiplin Mental



RESUME DISIPLIN MENTAL


DisiplinMental
•Belajarmerupakanpenyeimbangandarikekuatan, kemampuandnapotensi-potensiyang dimilikitiapindividu

Behaviorisme
•Belajaradalahpembentukanasosiasiantarakesanyang ditangkapolehpancainderadengankecendrerunganuntukbertindak/ hubunganantarastimulus danresponsebanyak-banyaknya

Kognitifisme
•Belajarmerupakanperubahanpersepsidanpemahaman



PRINSIP TEORI DISIPLIN MENTAL

Faculty Psychology
•Tiap individu memiliki sejumlah daya. Dan dikembangkan melaluilatihan-latihan dan berbagai bentuk pengulangan
•Belajar identic dengan mengasah otak

Herbartisme
•Belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan-tanggapan yang  tersimpan dalam kesadaran yang akan membentuk suatu struktur tanggapan

Naturalisme Romantik
•Manusia adalah baik dan aktif
•Berpusat pada perasaan dan kemanusiaan
•Belajaradalah mengkondisikan lingkungan
•Merupakan proses aktualisasi



IMPLIKASI DISIPLIN MENTAL
Metode mengajartanggapan kemudian Memilih dan menyusunbahan ajar secara sederhana dan
Menyajikannya secara menarik dan berulang-ulang seta Mengaitkan antara satu dengan yang lain

No.
Teori
Tokoh
CiriUtama
Konsep
Implementasi
1.
DisiplinMental
Plato, Aristoteles,Johan Friedrich Herbart, J. J. Rousseau
Individu memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi tertentu.
Dari kelahirannya atau secara herediter, anak telah memiliki potensi-potensi. Belajar merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut
Siswadiberikebebasanuntukmengembangkanpotensi-potensiyang dimiliki. Guru berperansebagaifasilitator. Pembelajaranberpusatpadasiswa.


Kamis, 17 Oktober 2013

Resume 4 Pilar Belajar

RESUME 4 PILAR BELAJAR

1.       LEARNING TO KNOW (BELAJAR UNTUK MENGETAHUI)
Learnig to know adalah belajar mengetahui apa yang perlu diketahui siswa untuk mempersiapkan ia menghadapai era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga meliputi bagaimana mendesain pendidikan berdasarkan learning to know. Learning to know tidak hanya sebatas tahu saja apa yang ingin kita ketahui atau tahu apa yang tidak kita ketahui dari orang lain melainkan mengetahui ilmunya, memiliki karakteristik belajar mandiri yang nantinya bisa dan tahu caranya menerapkan ilmunya dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehingga belajar untuk mengetahui (learning to know) pada dasarnya adalah suatu pembelajaran tidaklah hanya dilihat dari hasil akhir sebuah pembelajaran tersebut, melainkan juga berorientasi dalam proses pembelajaran, belajar untuk mengetahui (learning to know) dalam pembahasan ini dapat diartikan juga sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan pengetahuan,  learning to know juga diartikan sebagai life long education yang berarti pendidikan sepanjang hayat, manusia memiliki rasa ingin tahu, dan akan terus belajar sepanjang hayatnya, sehingga menimbulkan kemauan untuk terus berfikir. Artinya siswa memiliki pemahaman dan penalaran yang bermakna terhadap produk dan proses pendidikan (apa, bagaimana, dan mengapa ) yang memadai.


2.      LEARNING TO DO
Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) adalah sebuah aspek psikomotorik yang harus diberikan kepada anak didik. Aspek psikomotorik ini dapat diterjemahkan dalam segala kegatan belajar – mengajar. Proses pembelajaran dalam konsep learning to do  adalah peserta didik harus mau dan mampu (berani) mengaktualisasi keterampilan yang dimilikinya, selain bakat dan minat yang telah dimiliki sejak awal. Berani mengaktualisasi minat dan bakatnya, berarti peserta didik diarahkan untuk menyadari kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Kelebihan yang dimiliki harus senantiasa diasah untuk meningkatkan kemanfaatannya (menambah keterampilannya) dan juga pengetahuan akan kekurangan yang dimiliki memberikan sebuah tantangan untuk memperbaiki sehingga peserta didik nantinya akan menjadi manusia yang lebih unggul dimasa yang akan datang.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam learning to do atau belajar untuk melakukan sesuatu adalah martabat manusia, cinta dan kasih sayang, kreativitas, perdamaian dan keadilan, kesehatan dan harmonisasi dengan alam, spiritual global, serta solidaritas nasional.

3.      LEARNING TO BE
APNIEVE mendefinisikan belajar didasarkan pada filsafat humanistik pendidikan yang bertujuan untuk perkembangan keseluruhan manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Itu memperhitungkan semua kekuatan, kemampuan dan bawaan potensi dalam manusia, menghormati martabat dan nilai masing-masing individu. Itu menggarisbawahi dimensi humanistik dalam kualitas pendidikan, menyoroti peran nilai dan sikap terhadap pendekatan holistik dan terpadu terhadap pendidikan.
Menurut Edgar Faure manusia itu hakikatnya tidak lengkap, terbagi-bagi, dan belum selesai . Artinya bahwa pendidikan harus diarahkan untuk pengembangan manusia seutuhnya mulai dari aspek fisik, intelektual, emosional, dan etika. Serta faktor-faktor yang memepengaruhi proses pendidikan adalah motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar dan konsep diri.

4.      LEARNING TO LIVE TOGETHER
                Menurut pengertiannya learning to live together adalah belajar untuk hidup bersama dalam arti hidup di masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat itu diperlukan cara serta kunci agar dapat diterima di masyarakat seperti saling menghargai antar individu, bersikap terbuka sehingga tidak menimbulkan kecurigaan atau prasangka buruk, dan saling mengerti, itulah yang dapat dijadikan modal dalam hidup bermasyarakat atau hidup secara sosial. Tujuan peserta didik dilatih untuk dapat hidup bersama adalah karena pada hakikatnya manusia merupakan makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, manusia yang membutuhkan orang lain dan ketergantungan antara satu dengan lainnya. Dan manusia memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi sehingga sangat penting untuk peserta didik dilatih agar dapat bermanfaat dan bertahan dalam hidup bermasyarakat. Ada beberapa hal penting yang harus dipersiapkan pula dalam hidup di masyarakat yaitu sebelum peserta didik mengerti orang lain, sudah seharusnya peserta didik untuk mampu memahami diri sendiri terlebih dahulu, kemudian kita saling menghargai  perbedaan etnis budaya, mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah mulai dari masalah yang sederhana hingga masalah yang kompleks, serta dapat berpartisipasi aktif di masyarakat. Contoh masalah-masalah yang akan dihadapi peserta didik dalam kehidupan masyarakat adalah:
a.      Menemukan orang lain dengan menemukan diri sendiri
b.      Mengadopsi perspektif kelomppok etnis, agama dan social lainnya
c.       Berpartisipasi dalam proyek dengan orang-orang dari kelompok
d.      Mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan ketegangan dan konflik.

Jumat, 04 Oktober 2013

Resume prinsip-prinsip pembelajaran



Prinsip-prinsip Pembelajaran

Pengertian prinsip menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kebenaran yang menjadi dasar pokok berfikir atau kebenaran yang mengikat seperti hukum.

Prinsip pembelajaran
1.       Interaksi : hubungan timbal balik untuk mencapai suatu tujuan
2.       Peserta didik : siswa
3.       Pendidik : guru
4.       Sumber : buku, media elektronik
5.       Lingkungan
Prinsip di atas merupakan ketentuan yang saling mempengaruhi dan tak dapat dipisahkan. Dan prinsip tersebut harus diperhatikan bagi guru dan siswa.

Prinsip belajar
1.       Belajar merupakan bagian dari perkembangan
2.       Belajar berlangsung seumur hidup
3.       Keberhasilan belajar ditentukan oleh faktor bawaan, lingkungan, kematangan, serta usaha setiap individu
4.       Belajar mencakup semua aspek kehidupan
5.       Belajar berlangsung setiap tempat dan waktu
6.        Belajar berlangsung dengan guru atau tanpa guru
7.        Dalam belajar dibutuhkan motivasi
8.        Perbuatan belajar bervariasi dari mulai yang sederhana sampai yang kompleks
9.        Dalam belajar terjadi adanya hambatan-hambatan
10.   Kegiatan belajar diperlukan bantuan/bimbingan orang lain




Empat pilar belajar
1.       Belajar mengetahui                        (Learning to know)
2.       Belajar berkarya                               (Learning to do)
3.       Belajar hidup bersama                   (Learning to live together)
4.       Belajar berkembang utuh            (Learning to be)



The many roles of a Teacher

1.       The Teacher as Intrectional Expert           (Ahli pengajar)
2.       The Teacher as Motivator                            (Pemotivasi)
3.       The Teacher as Manager                              (Pengelola)
4.       The Teacher as Leader                                   (Pemimpin)
5.       The Teacher as Counselor                            (Penasihat)
6.       The Teacher as Environmental Engineer (Perekayasa Lingkungan)





Five Varieties of Learning (Gagne & Briggs)

Learned Capability
Performance
Verbal Information
Stating information
Attitudes
Choosing to behave in particular way
Intelectual Skills
Using concepts and rules to solve problems; responding to classes of stimuli as distinct from recalling specific examples
Motor skills
Executing bodily movements smoothly and in proper sequnce
Cognitive Strategy
Orginating novel solutions to problem; utilizing various means for controlling one’s thinking/learning provcessis